Israel terus mengintensifkan serangannya ke wilayah Gaza, Palestina. Hal ini menyusul serangan penguasa wilayah itu, Hamas, ke daerah Israel Selatan pada 7 Oktober lalu.
Serangan Israel dilakukan dengan cara membabi buta. Banyak lokasi yang ditarget oleh Tel Aviv, memicu ribuan korban tewas dari masyarakat sipil.
Israel juga memblokade akses utilitas dan logistik ke wilayah itu. Hal ini memicu kelangkaan bahan-bahan pokok dan melemahnya sektor kesehatan karena kekurangan obat-obatan dan listrik.
Untuk itu, Jepang memutuskan untuk ikut dalam membantu masyarakat Gaza. Menteri Luar Negeri Jepang Yoko Kamikawa mengumumkan bahwa Tokyo akan memberikan hingga US$ 10 juta (Rp 157 miliar) kepada Gaza.
"Jepang berharap situasi di Israel dan wilayah Palestina akan tenang sesegera mungkin," katanya dalam konferensi pers, Selasa (17/10/2023).
Sebelumnya, Israel menyatakan perang terhadap Hamas tersebut sehari setelah gelombang pejuangnya menerobos perbatasan pada tanggal 7 Oktober. Dalam aksi itu, Hamas menewaskan 1.400 warga Israel.
Israel kemudian melancarkan kampanye pengeboman tanpa henti di Gaza yang telah meratakan lingkungan sekitar dan menyebabkan sedikitnya 2.670 orang tewas di wilayah tersebut, sebagian besar warga sipil.
Untuk mengurangi jumlah warga sipil yang tewas di Gaza, Pemerintah Israel telah memerintahkan mereka untuk mengungsi ke wilayah Selatan negara itu. Terlihat Warga Palestina yang membawa barang apa pun yang mereka bisa, baik dalam tas dan koper, atau dimasukkan ke dalam sepeda motor roda tiga, mobil, dan bahkan kereta keledai.
Seorang warga mengungkapkan saat ini Gaza telah kolaps porak-poranda akibat serangan Israel. Skala kerusakan dan serangan telah membuat ambruk sistem kesehatan, yang juga makin terjepit karena kurangnya pasokan air dan listrik akibat diblokade oleh Tel Aviv.
"Tidak ada listrik, tidak ada air, tidak ada internet. Saya merasa seperti kehilangan rasa kemanusiaan," kata seorang warga bernama Mona Abdel Hamid, yang meninggalkan Kota Gaza ke Rafah di selatan, kepada AFP.
Beberapa dokter di Gaza pun mengaku sistem kesehatan di wilayah itu telah terpukul hebat. Bahkan mereka tidak mampu lagi memasukan mayat yang tewas terkena serangan, memicu resiko kesehatan akibat bakteri yang timbul dari jenazah.
Selain itu, banyak apotek yang tutup akibat hancur diserang Israel. Kondisi ini menekan stok obat-obatan di wilayah kantong Palestina itu.
"Israel telah melakukan pelanggaran kejahatan perang. Mereka juga menargetkan ambulance yang membawa pasien," kata Mahmoud Shalabi, manajer program Bantuan Medis untuk Palestina di Gaza.
sumber: https://www.cnbcindonesia.com/news/20231017165326-4-481332/israel-terus-gempur-gaza-jepang-turun-gunung
댓글